Langsung ke konten utama

Postingan

Penjara Keinginan

Apa kemerdekaan itu ?. Piyantun alim mendefinisikan bahwa merdeka ialah bebas dari 'penjara keinginan'. Lha bukankah wajar manusia memiliki keinginan ?. Betul. Tapi posisinya dalam rangka ber-makmum atau mengendalikan. Kalau kita tidak mampu, maka kita terpenjara oleh setiap keinginan.   Ibarat anak kecil, keinginannya harus dituruti. Saat itu juga. Jika tidak, ortunya siap-siap mendengarkan tangisannya. Harap maklum. Karena si anak ini belum tahu mana yang benar dan salah. Urusan primer atau bisa ditunda. Sangat beruntung, apabila ada ortu y ang sedikit demi sedikit 'mengerem' anaknya. Boleh jadi karena kesadaran atau memang tidak mampu menurutinya. Sederhana. Misal, ketika anak melihat makanan yang disukainya. Meskipun tidak tega. Coba praktekkan kebiasaan orang jawa masa lalu. Respon keinginan yang sifatnya konsumtif dengan mantra : 'Sesuk ae le..'. (Besok aja anakku...). Kelak ketika si anak beranjak dewasa akan menjadi pribadi yang sabar. Keing
Postingan terbaru

Mensyukuri Kehadiranmu

"Bagaimana aku harus berterima kasih kepadamu ?" Siang malam aku memikirkanmu. Bingung. Karena tiada yang bisa kupersembahkan kepadamu. Betapa banyak kebaikan yang telah kamu berikan kepadaku. Kasih sayangmu menuntunku agar bahagia selamanya. Tidak terpleset. Tidak salah jalan. Dalam menempuh perjalanan yang amat berliku. Jaraknya begitu jauh. Ketika aku terpleset, dirimu dengan sabar menasehatiku. Apabila aku bingung melangkah. Saking banyaknya pilihan. Engkau hadir untuk memilihkan. Saya meyakini itu pilihan terbaik bagiku. Kini aku mulai paham bahwa diriku kotor. Akalku lebih dominan. Itulah yang menutupi kalbuku selama ini. Dengan kemurahanmu. Engkau sucikan najis yang ada di dalam jiwaku. Bersamamu, aku yakin bisa kasyaf . Lantas bagaimana aku harus mensyukurimu ?. Padahal Engkau tidak minta sesuatu apapun dariku. Dengan senyuman manismu, terjawab sudah pertanyaanku. *' Jalani saja apa yang sudah kuberikan. Otomatis aku akan dapat balasan terbaik &

Wis Onok Seng Ngurusi

Misal ada anjing menggonggong. Sedikit banyak akan muncul ketakutan. Entah digigit atau sekedar jijik. Tenang. Tidak perlu panik. Apalagi balik membuka pasang muka serem dan mengusirnya. Ngendika bapak di radio, "Laporno ae le, nang seng nduwe asu".   *** Cerita lain dari Tuan Guru. Ketika dicemooh oleh pemuka agama. Terkait kebsahan atas amaliyah yang dilakukan Tuan Guru. Tidak sekali aja. Melainkan tiap hari. Sebenarnya tidak masalah bagi beliau. Untuk meneguhkan keyakinannya. Beliau sowan kepada Guru Besar. Iya untuk menceritakan pemuka agama tersebut. Menariknya, setelah Tuan Guru mencium tangan Guru Besar dan belum menyatakan sesuatu. Tiba-tiba Guru Besar dawuh, "Tenang Gus, wis onok seng ngurusi".